Coworking Space, cara baru menjadi pekerja Era Industri 4.0 | GoWork
Generasi Milenial dikenal sukar menghadapi keterbatasan yang dibebankan ke mereka. Karena itu, mereka lebih suka menentukan pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk mengikuti hasrat. Tenaga kerja yang merupakan sebagian besar dari kekuatan dibelakang industri 4.0 berusia 25-35, merupakan bagian dari generasi yang dinamis ini.
Hal ini yang menjadi peluang bagi penyedia jasa coworking space, yang kini menjadi ranah lahirnya banyak industri kreatif. Banyak contoh perusahaan-perusahaan startup yang memulai langkah besar mereka dari tempat-tempat sejenis coworking space.
Sebut saja Instagram yang dibangun dalam 8 minggu di sebuah coworking space di San Francisco. Menurut kisah para founder App media sosial foto dan video ini, Instagram lahir setelah mereka mengunci diri dalam salah satu ruang meeting di coworking space tersebut.
Dari sini, kita bisa melihat sebuah titik temu antara sifat coworking space yang bisa menyediakan opsi untuk berbagai mode dan cara kerja para Milenial yang cenderung tidak umum.
Coworking space kini lebih dari hanya sebuah fenomena. Menurut data dari Allwork, ruang kantor bersama sekarang telah menjadi sebuah industri dengan nilai $26 miliar, dengan lebih dari 35,000 coworking space di berbagai negara di penjuru dunia.
Karena itu, ada baiknya jika kita bisa mengenal definisi coworking space sebagai sebuah alternatif ruang kerja bagi para karyawan industri 4.0, mencari tahu apa saja yang ditawarkan oleh coworking space, dan mengapa ruang kerja modern ini telah berhasil menggaet mulai dari perusahaan startup hingga korporasi besar.
Definisi coworking space di era revolusi industri 4.0
Salah satu karakteristik terkuat dari tenaga kerja di industri 4.0 adalah dinamisnya. Para karyawan dan pengusaha milenial di era revolusi industri ini merupakan hasil dari cetakan yang ditinggalkan oleh pekerja konvensional generasi sebelumnya, ditambah dengan keterampilan yang lahir dari gairah mereka masing-masing.
Dorongan mereka untuk terus bergerak, belajar, dan membangun koneksi dengan individu lain mendorong mereka untuk bekerja di coworking space. Sebagai alternatif dari ruang kerja konvensional, coworking space – atau ruang kerja bersama – menyediakan berbagai keperluan para pekerja modern.
Baca lebih lanjut: Coworking Space di Kemang : Wilayah Ikonik Jakarta Selatan
Pada dasarnya, coworking space adalah penyedia ruang kerja yang menyediakan ruang kantor beserta fasilitas lainnya yang dapat digunakan bersama oleh satu atau lebih perusahaan yang menjadi anggotanya. Selain meja, kursi, dna internet, coworking space menyediakan tempat untuk pemilik bisnis tumbuh, membangun koneksi bersama member lainnya, dan juga lebih fokus untuk menjalankan bisnis mereka.
Coworking space umumnya menyediakan fleksibilitas kepada para membernya. Fleksibilitas ini dapat datang dalam bentuk panjang kontrak dan jumlah sewa kursi yang dapat diubah-ubah sesuai keperluan member tersebut. Melalui fleksibilitas ini, para pemilik bisnis dapat terus dengan mudah merubah jumlah tim mereka – sering disebut scaling – tanpa harus banyak mengubah ketentuan dalam kontrak dengan provider coworking space tersebut.
Sebuah coworking space dibangun dari gagasan kantor terbuka yang dapat digunakan oleh berbagai orang dari berbagai industri. Lebih dari ruang untuk menyelesaikan pekerjaan, para pionir coworking space membentuk komunitas dari para anggota mereka, lengkap dengan kegiatan mingguan. Disinilah coworking space mulai menemukan jalur yang memisahkan mereka dari kafe, ruang baca perpustakaan, atau bahkan kantor tradisional. Selain menawarkan kursi yang ergonomis dan meja yang didesain khusus, coworking space juga menawarkan komunitas.
Dorongan untuk ruang kerja terus berevolusi terus mendesak kantor-kantor tradisional yang telah terlanjur didesain untuk efisiensi ketimbang efektifitas pun mulai mempertimbangkan antara memindahkan timnya ke coworking space, atau mengubah desain kantor mereka untuk mendukung generasi baru tenaga kerja yang tiba di kantor mereka. HSBC dilansir memindahkan 1000 anggota tim mereka di sebuah coworking space di Inggris, menandakan sebuah pergeseran di tren kantor di perusahaan-perusahaan besar.
Sejarah Perkembangan Coworking Space di Indonesia
Coworking space pertama mendarat di Indonesia pada tahun 2010 di kota bandung, bernama Hackerspace BDG yang didirikan oleh Forum Web Anak Bandung (FOWAB). Memang, sebelum nama ‘coworking space’ populer dalam industrinya, ruang kerja bersama umumnya disebut sebagai Hackerspace, karena para membernya pada waktu itu banyak yang datang dari industri tech.
Dari situ, tren coworking space mulai berkembang pasarnya. Banyak pelaku startup mulai melirik coworking space sebagai sebuah alternatif ruang kerja, mendatangkan pasar tersebut ke Jakarta.
Di Jakarta, coworking space menemukan product/market fit, dan dengan cepat mengisi kebutuhan para UMKM yang sedang berkembang cepat. Pada masa ini, hub-hub coworking space masih dimiliki oleh masing-masing provider, belum menjadi sebuah franchise. Karena itu,
Pada tahun 2018, salah satu provider coworking space yang memiliki lokasi di kota-kota besar di berbagai negara, pun akhirnya mendarat di Jakarta, dan mulai memanaskan persaingan pasar coworking space di Jakarta untuk provider lokal, termasuk GoWork. Disinilah waktu para pemain di pasar coworking space mulai melakukan ekspansi dan konsolidasi. Beberapa coworking space perintis menemukan pasarnya, dan tumbuh dengan cepat, membuka banyak lokasi di berbagai lokasi di Indonesia.
Pada tahun 2019 jumlah coworking space di Indonesia telah ditaksir mencapai lebih dari 400, sebuah pertumbuhan eksponensial yang akan terus berlangsung di tahun-tahun yang akan datang. Dengan jumlah yang besar, pasar coworking Indonesia kini juga sudah terbagi jadi beberapa niche dengan provider-provider ternama yang mengisi kebutuhan yang diperlukan perusahaan-perusahaan spesialis yang memerlukan kantor alternatif.
Masa depan kantor dan teknologi
Coworking space ada untuk menjadi solusi untuk keperluan ruang kerja modern yang hingga kini masih terus berkembang. Kantor kini telah bergeser dari tempat untuk memproses informasi menggunakan berbagai alat – mulai dari mesin cetak, mesin faks, hingga komputer – menjadi sebuah tempat untuk memproses “knowledge work”, kata Peter Drucker, seorang konsultan manajemen. Sekarang, semua alat yang dulu mengikat pekerjaan yang berhubungan dengan data dengan kantor sang user kini telah diganti dengan berbagai gawai yang bisa dibawa kemana-mana, seperti smartphone dan laptop.
Kurangnya data untuk mengukur dampak teknologi baru yang mempengaruhi cara dan gaya kerja pada tingkat granular memberikan gambaran yang kurang sempurna untuk meyakinkan perusahaan di kantor tradisional untuk memperbarui kantornya. Coworking merupakan sebuah ekosistem yang tepat, dan menggunakan data yang mereka kumpulkan untuk menciptakan solusi kerja modern.
Dengan tumbuhnya pasar global, ruang pertemuan kini mulai diganti dengan conference room di internet. Dengan semakin mulusnya proses kerja di ruang maya, keperluan seorang karyawan untuk datang ke kantor bergeser dari ‘karena mereka disuruh datang’ ke ‘karena mereka ingin datang’. Tim-tim remote kini menjadi tulang punggung perusahaan-perusahaan dinamis yang mengutamakan mobilitas.
Dengan meningkatnya keperluan untuk on-demand office, coworking space akan semakin membangun kekuatannya di pasar ruang kerja. Dari satu perusahaan startup, bisa saja timnya berada di 12 lokasi coworking satelit sekaligus. Melalui ruang meeting virtual dan koneksi 5G yang selalu siap siaga diakses melalui berbagai perangkat portabel, rasanya ini bukanlah sebuah imajinasi, namun sebuah prediksi tren.
Dengan coworking space, para pekerja di era 4.0 mendapatkan pilihan untuk mengurangi kesibukan mereka untuk menjalankan kantor mereka, dan lebih fokus untuk mengelola tim mereka.
Jika Anda sedang mencari ruang kerja yang dapat tumbuh bersama tim Anda, GoWork coworking space memiliki lebih dari 30 hub di lokasi-lokasi strategis di Indonesia. Temukan kantor masa depan Anda di Gowork!