Manajemen Resiko Terhadap Pekerjaan Anda selama Krisis COVID-19
Krisis COVID-19 merupakan peristiwa global yang memiliki pengaruh langsung ke banyak aspek kehidupan kita. Tidak hanya kesehatan, namun krisis ini juga mengancam ekonomi dunia, terutama sekitar 78% penduduk dunia yang diperkerjakan oleh institusi atau individu lain.
Contohnya saja banyak pelaku di industri Event Organizer dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) terpaksa merumahkan hingga 90 ribu karyawan, karena peraturan pemerintah mengenai pembatasan pertemuan umum, terutama di Jakarta.
Ini waktu yang tepat untuk mengevaluasi status employment kamu. Apakah pekerjaan kamu at risk? Bagaimana caranya untuk memitigasi hal-hal tak terduga jika ketetapan pemerintah semakin ketat?
Pada hari Senin (30/3), GoWork mengundang Samuel Ray, salah satu career content creator dan profesional HR ternama untuk berdiskusi mengenai manajemen resiko terhadap pekerjaan Anda yang dapat ditimbulkan oleh Krisis COVID-19 ini.
Pertama, tentunya Work from Home (WFH) ini merubah dinamika kerja banyak perusahaan di berbagai industri. Kalau perusahaan tersebut tidak dapat menyesuaikan dan beradaptasi dengan keadaan, maka jarak yang ditimbulkan akan mempersulit alur komunikasi, dan mengganggu kinerja bisnis secara keseluruhan.
Karena perubahan pada normalitas pekerjaan ini lah HR harus bisa menjadi bagian yang dapat menjaga kohesi semua karyawan dari berbagai tim.
Para tim HR harus mampu membuat kebijakan yang gesit untuk tetap menjaga mental para karyawan yang sedang panik di kala ketidakpastian. Selain itu, mereka juga harus tetap menjaga kekompakan tim dengan terus melibatkan para karyawan dalam agenda internal, agar mereka merasa aman dan terus produktif. Namun, hal ini tentunya harus dimulai dari manajemen perusahaan, dimana mereka harus dapat menggeser fokus dari profit ke kesejahteraan para karyawannya.
Singkatnya, peran HR di situasi ini dapat dirangkum dalam 2 hal penting:
- Membangun jalur dan rangka komunikasi yang jelas, dan
- Menyediakan informasi penting secara transparan ke seluruh anggota tim mengenai aturan dan regulasi terkait krisis ini.
Mengenai pemecatan karyawan, prosedur yang harus dilalui perusahaan cukup panjang dan kompleks, dan bukan merupakan sebuah keputusan yang bisa diambil secara tiba-tiba.
Hal ini terkait dengan jenis-jenis kontrak karyawan yang umumnya terbagi 2, yaitu:
- Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), kontrak yang memiliki masa kerja dalam rentang waktu tertentu. Karena sifat pekerjaannya yang terbatas, perusahaan tidak terikat kewajiban untuk membayar pesangon karyawan yang bersangkutan jika harus men-terminate kontraknya.
- Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), yaitu kontrak yang perjanjian kerjanya berlaku sampai kapanpun.
Penting untuk kita mengevaluasi kontrak kerja, untuk memahami resiko yang mungkin dihadapi employment kita. Untuk pemecatan karyawan dengan kontrak PKWTT harus ada mediasi terlebih dahulu, terutama jika ada force majeur seperti krisis COVID-19 kali ini. Hal ini dikarenakan adanya undang-undang yang melindungi tenaga kerja PKWTT. Dalam kasus ini, karyawan berhak untuk mempertimbangkan ranah hukum dalam menjaga hak kerjanya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu membaca kontrak kita secara hati-hati, agar kita dan perusahaan ada di posisi yang sama mengenai kontrak kita.
Lalu, jika kalian sedang mencari kerja, sekarang mungkin waktu yang kurang tepat. Kenapa? Karena perusahaan sedang menggeser fokus mereka untuk adaptasi perusahaan mereka di waktu pandemi ini, terutama karena social distancing, isu lockdown, dan tutupnya bisnis-bisnis brick-and-mortar mereka di pusat-pusat retail.
Kita bisa berharap negara dapat menyediakan stimulus package untuk menjaga agar industri kita tetap mengapung. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah Singapura, yang memberikan stimulus package sebesar 55 Milyar.
Namun, hal tersebut bukan sesuatu yang bisa kita kontrol. Untuk rencana survival kita di waktu pandemi ini, kita harus dapat berencana secara short term. Umumnya orang berargumen bahwa kita harus melihat jauh kedepan, namum dalam waktu krisis seperti ini, kita harus dapat memastikan keamanan finansial pribadi dalam situasi yang tidak terduga ini.
Terakhir, untuk tim HR bisa terus engage karyawannya, mereka harus bisa membaca dan memahami situasi, agar dapat mengatur penyampaian informasi yang transparan untuk menjaga wellbeing para karyawan
HR dapat mengadakan survey untuk memahami kondisi karyawan, dan memperlihatkan bahwa perusahaan peduli sepenuhnya dengan keadaan. Dan dengan melakukan ini, komunikasi 2 arah dapat dengan mudah berubah menjadi pemahaman 2 arah.
Itu dia hasil dari diskusi mengenai pemahaman memitigasi resiko yang mungkin kalian hadapi pada krisis ini, dan bagaimana tim HR dapat menyesuaikan respon demi kebaikan karyawan dan perusahaan.
Untuk lebih banyak seminar, diskusi, dan workshop Instagram LIVE GoWork, kunjungi halaman resmi Instagram GoWork disini.