Apa itu Quarter Life Crisis? Dan 4 Cara Mengatasinya
Mengenal quarter life crisis atau krisis seperempat abad yang kian marak dijumpai di generasi dewasa muda dan beberapa tips dan trik untuk cara mengatasinya.
Sering kita mendengar bahwa usia 20-30an adalah tahun-tahun terbaik di hidup kita. Individu-individu di rentang usia ini memang secara umum memiliki tubuh dan kesehatan yang prima, tidak terlalu banyak tanggung jawab, serta mampu mengambil risiko lebih baik di kehidupan karir maupun pribadi. Sering pula disebut dengan masa-masa paling produktif dalam hidup. Mari kita mengenal lebih dekat krisis seperempat abad ini, tanda-tandanya, serta cara mengatasinya.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis adalah periode yang biasa terjadi di usia 25-30 tahun. Umumnya ditandai dengan munculnya kebingungan serta kebimbangan akan kehidupan. Penyebabnya pun cukup banyak, bisa faktor internal dan eksternal. Entah itu tekanan dari keluarga dan masyarakat, hingga dorongan dari diri karena merasa ‘tidak cukup’.
Biasanya quarter life crisis dialami saat kita berada di akhir studi atau ketika harus mengambil keputusan besar dalam hidup. Saat berada di persimpangan tersebut, kita tahu bahwa harus ada yang berubah dalam hidup. Hanya saja, kita tidak tahu harus mulai dari mana.
Mengkhawatirkan, tapi…
Berita baiknya adalah kamu tidak sendirian. Sebuah riset menunjukkan bahwa 75% dari orang-orang yang berusia 25-33 tahun mengalami quarter life crisis. Ini menunjukkan bahwa orang-orang di usia dewasa muda ini tidak lepas dari stress dan krisis identitas walaupun mereka sedang berada di ‘puncak’ masa produktif. Quarter life crisis ini sangatlah normal dan banyak dialami oleh individu-individu seumuranmu. Perubahan zaman dan pola pikir generasi muda membuat krisis jadi hal umum yang tidak perlu dipikirkan terlalu lama. Tidak bisa dibilang mudah juga, tetapi akan ada banyak bantuan yang akan kamu dapatkan, baik dari profesional maupun teman-teman.
Tanda-tanda Kamu Mengalami Quarter Life Crisis adalah…
Harvard Business Review melaporkan bahwa quarter life crisis biasanya terjadi dalam empat fase. Pertama, merasa terjebak dalam sebuah komitmen, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Lalu mengalami fase perpisahan atau kesepian, entah itu pindah ke kota lain atau memutuskan untuk mengakhiri hubungan cinta.
Dalam masa isolasi atau kesendirian ini, mereka suka berefleksi diri memikirkan jalan hidup atau mungkin mengubah rencana hidup. Setelah itu mereka akan mencoba aktivitas dan hobi baru sebelum akhirnya keluar dari quarter life crisis.
Umumnya, tanda-tanda quarter life crisis disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Merasa tidak ada arah yang jelas dalam karir, hubungan asmara, dan keseluruhan hidup.
- Sulit membuat keputusan.
- Kamu merasa ada sesuatu yang hilang, tapi tidak bisa mendeskripsikan apa itu.
- Kurang motivasi.
- Mengalami stres, depresi, atau kecemasan.
- Merasa harus memilih antara apa yang ingin kamu capai dalam hidup atau menerima hidup yang sekarang ini.
- Sering membandingkan diri dengan orang-orang seumur yang sudah ‘sukses’.
- Merasa takut ketinggalan dalam hidup.
[bacalagi id=7940]
Tips dan Trik Mengatasi Quarter Life Crisis
-
Kenali diri lebih dalam dan pertimbangkan kembali nilai-nilai kehidupanmu
Sebagian besar penyebab dari quarter life crisis ini karena kamu mempertanyakan arah hidup. Pertanyakan kembali nilai-nilai yang berarti dalam hidup kamu dan apakah kamu benar-benar mempercayainya. Mengutip kata-kata Thor di Avengers’ Endgame, “It’s time to be who I am rather than who I’m supposed to be.” Hiraukan tekanan-tekanan dari keluarga dan masyarakat tentang bagaimana kamu harus menjalani hidup kamu. Kamu tidak harus menikah saat kamu masuk 30 tahun atau menjadi manajer di umur 35 tahun. Semua orang memiliki hidup dan jalannya masing-masing.
-
Berhenti membandingkan hidupmu dengan orang lain
Scrolling berjam-jam di sosial media terbukti tidak baik untuk kesehatan mental. Apa yang orang-orang post di sosial media adalah naratif yang terkontrol, tidak spontan dan apa adanya. Kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam hidup mereka. Hidupmu akan terasa sangat berat ketika kamu mengikuti standar hidup orang lain. Ketika kamu berhenti membandingkan hidupmu dengan orang lain, tekanan hidup akan perlahan menghilang. Kamu akan lebih nyaman dengan hidupmu yang sekarang. Tentukanlah jalan hidupmu sendiri.
-
Cari suasana baru dan jernihkan pikiranmu
Hidup dalam hiruk pikuk ibu kota yang selalu bergerak cepat pikiranmu keruh dan sulit berpikir jernih. Ketika kamu berada dalam quarter life crisis, kamu tidak ingin pikiranmu tambah keruh. Coba cari suasana baru, pindah ke area dekat alam. Jauhi dirimu dari sosial media atau laptop dan istirahatkan pikiranmu. Cari hobi dan kegiatan yang tidak berhubungan dengan karir atau kehidupan pribadimu. Dari sini, perlahan kamu dapat berpikir lebih jelas mengenai apa yang kamu inginkan dalam hidup.
-
Buat perencanaan hidup
… tapi ingat, kamu juga harus realistis dan pikir baik-baik bagaimana cara kamu dapat mencapainya. Jangan hanya asal buat rencana 5 tahun ke depan untuk menikah sebelum umur 35 tahun, tapi kamu tidak aktif mengembangkan kepribadian dan koneksi kamu. Nggak akan kesampaian! Dengan memusatkan pikiran pada values yang penting untukmu, kamu akan punya bayangan yang jelas apa yang kamu inginkan di hidup ini.
Kesimpulannya…
Nah, jika sudah tahu apa itu quarter life crisis dan bagaimana cara menghadapinya, seharusnya tidak perlu takut lagi saat mengalaminya nanti, kan? Memang tidak mudah, tapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, kamu tidak sendiri, dan ada banyak bantuan yang menunggu. Serahkan semuanya pada waktu dan tetap berikan yang terbaik untuk hidupmu!