Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan penyedia co-working space, Go-Rework, menargetkan pengembangan bisnis dengan memperluas pelayanan ke 50 lokasi di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Go-Rework saat ini memiliki 5 titik co-working space yang beroperasi pada kawasan distrik bisnis di Jakarta.
Co-Founder sekaligus CEO Go-Rework Vanessa Hendriadi menyatakan perusahaannya berkomitmen menyediakan co-working space segmen premium bagi kalangan praktisi bisnis.
“Misi kami adalah membangun platform bagi komunitas bisnis yang menciptakan dampak positif bagi ekonomi kreatif di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (7/2).
Go-Rework merupakan bisnis hasil merger dua perusahaan penyedia co-working space, yaitu GoWork Indonesia dengan Rework. Keduanya menandatangani kesepakatan merger untuk menyasar bisnis penyediaan ruang kerja bersama. Luas area co-working space milik Go-Rework mencapai 3.500 m2. Ruang kerja bersama yang saat ini tersedia berada di Thamrin, Setiabudi, Cityloft dan FX Sudirman.
Meski telah melebur menjadi satu perusahaan, Go-Rework bakal tetap mempertahankan brand GoWork dan Rework. GoWork berfokus menyasar segmen premium untuk perusahaan kecil, menengah, atau perusahaan multinasional dalam lingkup regional. Semenatara ReWork memfokuskan pasarnya pada segmen work and play bagi pengusaha dan profesional kaum milenial.
Go-Rework telah terisi berbagai kalangan dari berbagai latar belakang industri dan menjadi ruang kerja bagi lebih dari 1.000 anggota dan lebih dari 200 perusahaan rintisan.
Ruang kerja bersama milik Go-Rework mengedepankan konsep desain terbuka modern. Teknologi yang tersedia di dalamnya memungkinkan member memperoleh pengalaman yang lebih dari sekadar co-working spacebiasa.
Co-working space itu menyediakan aplikasi ponsel sebagai platform digital komunitas internal agar saling terhubung satu sama lain. Aplikasi itu menyediakan berbagai fitur seperti pemesanan ruang, tiket acara tertentu, serta kanal pembayaran melalui aplikasi.
Pasar co-working space di Indonesia masih begitu potensial untuk berkembang mengingat sebarannya kurang dari 1% dari total perkantoran di Jakarta.
Baca selengkapnya disini.