10 Penulis Perempuan Inspiratif yang Wajib Kamu Ketahui dan Baca Bukunya
Ada banyak penulis perempuan inspiratif yang telah menorehkan sejarah dalam dunia sastra. Mereka berhasil melawan stereotip gender dan memberikan kontribusi besar dalam masyarakat. Karya-karya mereka mampu membuka pikiran dan memicu perubahan sosial yang positif. Dari Virginia Woolf yang menunjukkan bahwa perempuan dapat menulis karya sastra yang memukau, hingga Maya Angelou yang menggambarkan kehidupan perempuan Afrika-Amerika dengan penuh emosi dan kekuatan.
Sayangnya, masih banyak penulis perempuan yang kurang mendapatkan pengakuan yang layak. Sejarah mengenai sastra penuh dengan cerita-cerita tentang bagaimana banyak penulis perempuan harus menulis di bawah nama samaran laki-laki agar karya mereka diterima oleh masyarakat yang patriarki. Mengutip Reese Witherspoon, “women’s stories matter”. Kisah-kisah yang ditulis dari perspektif perempuan penting untuk diketahui oleh banyak orang. Selain untuk diversifikasi, selama ini banyak pemikiran yang dibentuk dari narasi pria saja. Oleh karena itu, saat ini sangat penting untuk menghargai dan mengenali penulis perempuan inspiratif agar karya-karya mereka tetap hidup dan memengaruhi generasi masa depan.
Memasuki International Women’s yuk cari tahu siapa saja perempuan-perempuan hebat ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa penulis perempuan yang patut kamu ketahui dan karya-karya mereka yang memukau. Simak di bawah ini
bell hooks
Lahir dengan nama Gloria Jean Watkins, bell hooks mengambil nama pena dari nenek buyutnya dan menggunakan huruf kecil untuk menarik perhatian atas warisan matriarkal tersebut. Seorang penulis, profesor, dan aktivis, karya hooks telah mempengaruhi feminisme interseksional (buku tahun 1981-nya Ain’t I A Woman? adalah bacaan penting untuk semua orang yang sedang mengalami perubahan hidup), teori queer, budaya populer, dan lain-lain. Buku tahun 2000-nya, Feminism Is For Everybody menyatakan: “Berulang kali pria-pria memberitahu saya bahwa mereka tidak tahu apa yang diinginkan feminis.” Melalui esai dan kritiknya, hooks, yang meninggal di tahun 2021, menulis ulang pemahaman kita tentang feminisme dan perempuan kulit hitam, serta memberikan pembaca cara pandang baru dalam melihat dunia.
Maya Angelou
Ia adalah seorang penyair, penari, penyanyi, aktivis, dan sarjana yang terkenal di seluruh dunia sebagai seorang penulis. Dia dikenal sebagai pelopor gaya penulisan autobiografi yang unik. Pada tahun 1969, Angelou menerbitkan I Know Why the Caged Bird Sings, sebuah autobiografi tentang kehidupannya di masa muda. Buku ini menyorot kekuatan pribadinya di tengah trauma dan rasisme masa kecil. Tak heran ceritanya meresap dalam diri pembaca dan dinominasikan untuk National Book Award di Amerika Serikat. Sayangnya, dulu banyak sekolah yang melarang buku tersebut karena menggambarkan pelecehan seksual secara gamblang, namun buku tersebut diakui telah membantu banyak korban pelecehan lainnya untuk menceritakan kisah mereka. Pada tahun 2011, Presiden Barack Obama memberikan penghargaan tertinggi sipil negara Amerika, Medal of Freedom, kepada Angelou. Ini adalah pengakuan yang pantas untuk karirnya yang luar biasa dan menginspirasi di bidang seni.
Dewi Lestari
Kebanyakan orang Indonesia mengenal Dewi Lestari Simangunsong pertama kali sebagai seorang penyanyi dalam trio Rida Sita Dewi. Tidak banyak yang mengira bahwa Dee, nama penanya, akan menjadi penulis yang mampu menyihir pembacanya lewat karya-karyanya yang sangat dinikmati banyak generasi. Dee sudah giat menulis selama ia berprofesi sebagai penyanyi, tetapi ia baru dikenal sebagai penulis sejak ia berhasil menerbitkan novel pertamanya pada tahun 2001 yang berjudul Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh. Tak berhenti sampai di situ Dee pun meneruskan kisah Supernova-nya yang tersebar dalam 6 bagian, hingga yang terakhir di tahun 2016. Dee juga membuat karya-karya lain yang telah diadaptasi menjadi sebuah film seperti Filosofi Kopi dan Madre.
Ayu Utami
Perempuan yang suka menulis dengan kritis ini adalah aktivis jurnalis dan sastrawan. Ayu lahir pada 21 November 1968, ia menamatkan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Novel Ayu yang pertama berjudul Saman. Berkat novel ini namanya dikenal banyak orang karena ia berhasil menjuarai sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998. Novel Saman berhasil terjual sebanyak 55 ribu eksemplar dalam waktu tiga tahun. Ayu juga seseorang yang mendukung penuh gerakan-gerakan feminisme. Buku-bukunya yang patut kamu baca antara lain; Saman (1998), Larung (2001), Bilangan Fu (2008), Si Parasit Lajang (2012), dan Cerita Cinta Enrico (2012).
Chimamanda Ngozi Adichie
Adichie adalah seorang penulis yang sering menulis tentang topik seperti perang saudara, ketegangan politik, masalah imigrasi, ras, perbedaan budaya, dan cinta. Salah satu kemampuannya yang banyak dipuji adalah ia dapat menulis hal-hal kompleks dengan penuh empati. Hal ini membuatnya meraih banyak penghargaan, termasuk MacArthur “Genius Grant” pada tahun 2008. Novelnya, Americanah, sejalan dengan pengalaman Adichie sebagai seorang orang Nigeria yang datang ke Amerika untuk pertama kalinya untuk kuliah. Sang karakter utama, Ifemelu, mencoba menyesuaikan diri dengan tempat tinggal barunya sekaligus belajar apa artinya menjadi orang kulit hitam di Amerika. Meskipun memiliki karir yang sukses, Ifemelu rindu untuk kembali ke Nigeria dan meninggalkan segalanya, termasuk menutup sebuah blog populer tentang pengamatannya di Amerika. Americanah adalah sebuah pandangan yang mengharukan, lucu, kadang-kadang tajam tentang realitas menjadi imigran baru di Amerika – terutama dari sudut pandang Afrika – dan merupakan karya sastra yang tak terlupakan yang tak boleh dilewatkan.
Ika Natassa
Kalau kamu sering baca novel fiksi Indonesia, pasti kenal dengan namanya. Penulis yang juga seorang Bankir ini telah merilis 9 buku yang semuanya hampir best seller. Ika dikenal dengan gaya penulisannya yang unik. Ia kerap mengangkat kehidupan urban dengan sisipan romansa yang kadang terjadi di masyarakat perkotaan. Dia juga menggunakan diksi yang baik, mudah dibaca, sehingga membuat cerita yang apik untuk dibaca para pembacanya. Beberapa bukunya seperti Critical Eleven dan Antologi Rasa, telah berhasil diangkat ke layar kaca. Walaupun bukan dari latar belakang penulis, karyanya selalu bisa membuat semua orang tertarik membaca.
Margaret Atwood
Margaret Atwood adalah seorang penyair, novelis, kritikus sastra, esayis, dan aktivis lingkungan. Atwood ahli dalam menyampaikan visual pikiran karakter-karakternya, dan novel-novelnya seringkali penuh dengan komentar sosial yang tajam dan mendetil. Dia telah menerbitkan lebih dari 40 karya, termasuk banyak buku puisi, dan memenangkan banyak penghargaan, termasuk Booker Prize dan Arthur C. Clarke Award. Atwood dikenal luas berkat novelnya, The Handmaid’s Tale (1985), di mana wanita dipaksa untuk mengikuti peran sosial yang kaku setelah munculnya rezim totaliter. Kesuksesan buku ini melahirkan adaptasi serial yang memenangkan penghargaan di Hulu dan sebuah novel sekuel pada tahun 2019.
Joan Didion
Jika kamu penggemar karya non fiksi, maka karya-karya Didion patut kamu baca. Esai-esai yang inovatif dari Didion menetapkan standar penulisan non-fiksi pada tahun 1970-an. Sejak itu, Didion telah menulis tentang berbagai topik mulai dari kompleksitas moralitas, masa kecil, hingga jebakan gengsi. Ia terkenal karena karyanya seperti “On Self-Respect” dan “After Life,” yang ditulis dengan elegan namun dengan pandangan yang tajam sebagai seorang kritikus. Bagi para penulis, perlu diperhatikan dua karya Didion, yaitu “Why I Write” dan “On Keeping a Notebook” – keduanya sangat berguna bagi setiap penulis.
Sally Rooney
Meskipun karya-karya yang diterbitkan olehnya belum terlalu banyak, Sally Rooney punya dampak yang penting bagi dunia sastra. Dikenal karena novelnya yang meraih penghargaan, Normal People (2018), novel-novel Rooney berpusat pada orang biasa dengan masalah sehari-hari yang juga dialami banyak orang. Cerita-cerita Rooney menyelami hubungan yang rumit antara teman dan keluarga, dan mengeksplorasi kompleksitas tersebut secara mendetail. Kadang-kadang ceritanya mengiris hati, namun sering pula mengharukan. Tidak peduli buku mana yang kamu baca, Rooney pasti akan membuatmu emosional.